Kamis, 10 April 2014

untuk seluruh aktivis dakwah yang sedang diuji...


Wajah itu masih saja tersenyum, sambil tangannya menyuapi orang buta yang ada dihadapannya. Tulus sekali. Telinganya dengan sabar mendengarkan segala cacian, hinaan, yang ditujukan orang buta tersebut kepada dirinya. Itulah salah satu keajaiban kemanusiaan yang tercatat dalam sejarah. Kenapa ajaib? Rasanya membayangkannya saja susah. Bagaimana kita bisa tersenyum tulus, menyuapi orang lain yang entah siapalah dengan kasih sayang, sambil mendengarkan orang tersebut mencaci dan menghina kita?
Adalah Abu Bakar, saksi yang menggenapkan keajaiban itu. Setelah Rasulullah meninggal, dan dirinya menjadi khalifah, ia bertanya kepada Aisyah, anaknya yang menjadi isteri rasulullah tentang kebiasaan Rasulullah semasa hidupnya yang belum dilakukan oleh dirinya sebagai khalifah. Kata Aisyah, rasulullah rutin menyuapi seorang yahudi buta yang ada di salah satu pinggiran jalan kota.
Abu Bakar ingin menggantikannya. Maka datanglah Abu Bakar pada yahudi buta itu. Sambil menahan marah, karena Abu Bakar mendengar secara langsung cacian dan makian untuk Rasulullah, Abu Bakar tetap menyuapinya. Yahudi buta itu langsung sadar, kalau orang yang ada di hadapannya bukanlah orang yang biasa menyuapinya. Ada yang berbeda dengan makanan yang dimakannya, walaupun makanannya sama. Makanan itu terasa lebih keras, karena Abu Bakar tidak menghaluskannya (memamahnya) terlebih dahulu seperti yang Rasulullah lakukan. Abu Bakar menangis begitu juga Yahudi buta itu, setelah mengetahui bahwa orang yang selama ini menyuapinya sama dengan orang yang selama ini dicaci dan dimaki oleh dirinya sendiri, dihadapan orangnya langsung pula. Keajaiban itu, ditutup dengan syahadat dari yahudi buta.

sumber: Nazrul Anwar

***

Allaah, lapangkanlah hati kami.

Untuk bisa membalas segala keburukan dengan kebaikan.
atau minimal, tidak membalas keburukan dengan keburukan yang sama.


Sabtu, 05 April 2014

SP2KM UGM

Hari Sabtu, 5 April 2014 ada agenda Outbond Inisiasi SP2KM UGM. Ah iya, saya belum sempat bercerita tentang SP2KM ya. Ma’afkan saya yang malas untuk mulai menulis, terkadang hikmah yang saya dapat hanya terlintas di pikiran, bersyukur jika sampai di hati dan mau ditulis. Oke saya akan berusaha meluangkan waktu untuk menulis. In syaa Allah :)

Lanjut yaaa. Jadi, SP2KM adalah Sahabat Percepatan Pengembangan Kepemimpinan Mahasiswa UGM. Sebelumnya, SP2KM bernama SP2MP (Sahabat Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan). Namun pada tahun 2014 ini, pihak Direktorat Kemahasiswaan UGM memutuskan untuk mengganti nama menjadi SP2KM. Program ini memang dirancang untuk membentuk pribadi mahasiswa yang berjiwa kepemimpinan sehingga diharapkan lulusan mahasiswa UGM dapat menjadi orang yang berkarakter, bermanfa’at untuk masyarakat serta menginspirasi orang lain. Eh, tapi tidak semua mahasiswa UGM dapat berpartisipasi di program ini lho. Untuk dapat bergabung SP2KM, kita harus melewati beberapa seleksi. Penasaran? Oke kita bahas ya;

1.     Seleksi Alam :3
Lho kok seleksi alam, kak? Hehe iya, kata Mas Dayat (salah satu trainer di SP2KM), seleksi pertama itu seleksi alam, yaitu saat kita mengetahui pengumuman Pendaftaran SP2KM. Nah saat itu, kita akan diuji mau daftar gak? Nah, di seleksi ini ada 3 tipe orang:
  
a    A. Pas baca pengumuman poster, berkomentar “Duh, acara apaan nih? Buang-buang waktu aja. Masa’ acara kaya’ gini sampe bulan Oktober setiap Sabtu Minggu. Ya mending buat maen-maen lah. Toh palingan acaranya juga gitu-gitu aja.” <- Orang tipe A ini langsung gagal di seleksi pertama! :(

B. Pas baca pengumuman poster, orang tipe B ini seneng banget sama acara kaya gini. Biasanya dia suka ikut acara training/seminar gitu. Kenalan sama orang-orang baru. Eh pas baca persyaratannya, hmm rasanya langsung mager. Ada juga yang memang tidak memenuhi syarat, jadi harus kecewa karena tidak bisa mendaftar.  Tapi yakin banget sih, banyak mahasiswa UGM yang sebenarnya bisa memenuhi  syarat kok, cuman ya gak mau daftar karena sudah banyak agenda/kegiatan dan mungkin juga karena males ngurus berkas-berkasnya. Ada lho, beberapa temen  saya yang sebenernya pingin daftar tapi gak jadi karena ‘malas’ ngurus berkas  pendaftaran. Hmm, kalau mau sukses ya memang butuh usaha, men! Kalau leha- leha dan tiba-tiba langsung diterima ya mana bisa -_-

C. Nah! Kalau tipe C ini termasuk orang yang tertarik mau mengembangkan diri dan mau berusaha. Setelah baca poster, pasti seenggaknya ada niat buat lengkapi berkas pendaftaran. Posternya di save di folder atau dicatet gitu. Duh, saya do’akan deh orang yang seperti ini lolos di SP2KM tahun berikutnya :) aamiin


2.   Seleksi Berkas

Syaratnya apa aja sih Kak untuk daftar SPK2M?
-Mahasiswa UGM tahun kedua (semester 4)
-aktif di organisasi kemahasiswaan
-IP minimal 3,00
-Mau mengikuti seluruh rangkaian agenda SP2KM dari bulan April sampai bulan Oktober

Sudah memenuhi syarat tsb, maka yang dilakukan selanjutnya adalah melengkapi berkas ^_^ antara lain:
-transkrip nilai
-formulir pendaftaran SP2KM (ini isinya biodata, organisasi yang sedang diikuti, prestasi selama di UGM, dan motivasi mendaftar SP2KM)
-surat keterangan aktif organisasi
-esai, biasanya bertema tentang “leadership”
-surat rekomendasi dari Ketua Jurusan atau Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (syarat ini biasanya yang agak ribet ngurusnya, kalau di Fakultas saya sendiri kemarin harus buat surat permintaan untuk dibuatkan surat rekomendasi dulu. Biasanya Ketua Jurusan juga lebih mudah untuk dimintai surat rekomendasi)

Jika  berkas kita sudah lengkap dan memenuhi syarat, saya pastikan 99% akan lolos di tahap ini. Kecuali jika berkas kalian terselip, hehe kalau gak dihubungi ya konfirmasi aja ke Dirmawa dan jangan malu bertanya kenapa gak lolos seleksi berkas padahal sudah lengkap :)


3.   Seleksi LGD dan Wawancara
Setelah lolos seleksi berkas, kita akan dihubungi pihak Dirmawa (biasanya lewat sms) dan pengumuman di web untuk mengikuti seleksi selanjutnya yaitu Leaderless Group Discussion dan Wawancara. Ini biasanya diadakan hari Sabtu pagi-siang, tergantung jadwal masing-masing. LGD dibagi kelompok, satu kelompok berisi 8-10 orang yang akan berdiskusi tentang permasalahan yang dihadapi UGM. Kalau seleksi tahun ini tentang “Relokasi Sunmor”. Mengenang LGD di kelompok saya, heuheu serius keren semua. Pada berani berpendapat dan saling menyanggah jadi diskusinya gak membosankan. Dan Alhamdulillaah sekelompok LGD saya waktu itu lolos semua :’)





Setelah LGD ada wawancara di ruangan yang sama, tapi bergantian ya, gak bareng-bareng :D. Satu per satu dipanggil, satu ruangan ada 2 Dosen. Oke saya perjelas ya, yang wawancarai kita itu Dosen! Gak nyangka :3 saya kira yang wawancara itu kakak-kakak SP2KM tahun lalu, eh ternyata para profesor~ “kudu hati-hati nih jawabnya”, pikir saya saat itu. Saat giliran tiba, saya duduk berhadapan dengan Pak Dosen. Agak gugup sih awalnya, tapi karena Bismillaah semuanya jadi lancar. Dosen yang wawancara saya itu Dosen Farmasi, namanyaaa... *lupa* duh ma’afkan saya, Pak! :(

Nah wawancaranya itu ditanyain motivasi ikut SP2KM, ikut organisasi apa aja, bagi waktunya gimana kalau misal bentrok dengan agenda SP2KM, terus ditanyain juga pengalaman paling mengesankan pas kita mimpin suatu kepanitiaan/organisasi. Gak harus jadi pemimpin juga sih, pokoknya cerita aja pengalaman kepanitiaan gpp. Waktu itu saya cerita kendala saat saya jadi koordinator panitia dan cara saya mengatasinya.
Mudah ya? cause’ with Allah, everything will be easy  :)


Taraaam, seleksi SP2KM berakhir, tinggal deg-deg an nunggu pengumuman. Biasanya selisih 5 hari udah ada pengumuman di web. Alhamdulillaah rasanya seneng banget keterima SP2KM, karena selangkah lebih dekat dengan pihak Dirmawa. Baru 2 pertemuan aja udah bisa ngobrol sama Dosen yang jadi Trainer SP2KM kok, hihi pinginnya sih ikut SP2KM gak cuman ‘curi ilmu’ aja, tapi juga pingin kasih kritik dan saran untuk UGM terutama Dirmawa biar lebih baik lagi semuanya. Kan gak semua mahasiswa ya kalau punya keluh kesah terus bisa disampaikan langsung. Alhamdulillaah :)
Bahkan kuliah perdana SP2KM disampaikan bahwa:

“Universitas dan Pak Rektor menaruh harapan besar bagi peserta SP2KM. Kami benar-benar mengharapkan nantinya kalian bisa menjadi pemimpin-pemimpin bangsa masa depan yang membanggakan UGM. Kami sudah rancang program SP2KM sedemikian rupa untuk kalian. Jadi jangan sampai bermalas-malasan ikut agenda SP2KM.”

-jleb-
Siap, Pak!!!

Okeee, apalagi yang membuatmu ragu mendaftar program ini?
Yuk tahun depan daftar SP2KM 2015 yaaa.
Ditunggu :3

SP2KM; Berkarakter, Berbagi, Menginspirasi...



Minggu, 02 Maret 2014

Bila Waktu Menjadi Alasan


Sejak Anda terlahir, waktu telah berjalan 24 jam sehari. Dan sejam dihitung 60 menit. Itu akan berlaku sampai Anda meninggal nanti. Sama, sehari 24 jam dan sejam tetap 60 menit.

Mengapa orang yang paling sibuk dalam sejarah, Rasulullah, sempat melakukan banyak hal (memimpin negara, mengurus banyak istri, menampung keluhan sahabat, mencari nafkah, mendidik masyarakat, 80 kali menjadi panglima perang, mengunjungi beberapa negara dll) selama masa kenabiannya yang hanya duapuluhan tahun? Karena beliau sadar, bahwa waktu tidak dapat diganti. Maka semua tugas harus beres dengan jadwal yang tepat. Beliau memiliki konsep waktu yang sangat penting yang (berulang kali) diajarkan kepada kita:

Demi Masa, Sesungguhnya Manusia dalam Kerugian 
Manusia yang hidup dalam masa ini terancam kerugian dan kelenaan. Jika Anda hidup di kota besar, dan telinga Anda peka, Anda akan melihat betapa banyak manusia kalah oleh waktu. Mereka mengais rejeki dengan menengadahkan tangan di perempatan. Praktis dan mudah, dibanding penjual gorengan yang harus belanja bahan, meracik bumbu, menggoreng, membersihkan gerobak, berangkat ke lapak, menunggu pembeli. Proses yang panjang.

Di Jakarta, Bandung, atau Surabaya, Anda menghabiskan waktu hampir satu jam untuk pergi hanya berjarak 10-an kilometer di siang hari. Padahal di tempat lain kurang dari 15 menit. Anda kalah dipermainkan oleh waktu, dan tak dapat berbuat apa-apa untuk merubahnya.

Pun demikian di kampung yang sepi. Pemuda duduk-duduk di poskamling mendengar sandiwara radio. Berlama-lama. Tiba-tiba usia beranjak dewasa, saatnya berumah tangga tapi bingung darimana biaya nikah. Gadis-gadis duduk-duduk di teras rumah, tiba-tiba makin ranum, kebingungan mencari jodoh. Ibu-ibu ngerumpi sambil mencari kutu. Berjam-jam, tiap hari. Tiba-tiba sudah beruban, sudah tua. Tiba-tiba renta dan semuanya disesali.
Manusia kalah oleh waktu, kecuali orang yang beriman dan beramal shalih

Berimanlah agar tidak kalah oleh waktu. Agar tidak dirugikan oleh telikung waktu. Sebab keimanan inilah yang menyebabkan manusia mampu menahan untuk tidak menyiasati waktu dengan cara yang salah. Tidak mengemis di perempatan karena rasa malu, dan malu adalah bagian dari iman.

Keimanan mencegah korup di kantor karena untuk kaya dalam waktu singkat korupsi adalah cara paling praktis. Keimanan mencegah mencurangi timbangan karena untuk menumpuk laba dengan capat kadang cara inilah yang paling mudah.

Beramal shalihlah, agar permainan waktu tetap bermakna. Selama bermenit-menit di angkot sebenarnya adalah waktu yang cukup untuk menggali inspirasi. Atau setidaknya berdzikir: ”alladziina yadzkurunallah qiyaaman, waqu’udan, wa’ala junubihim..”. 

menggapai keutamaan dzikir saat berdiri, duduk atau berbaring.
Banyak inspirasi untuk menulis sesuatu, banyak ide untuk memecahkan solusi keummatan muncul pada saat naik angkot. Menunggu antrian di Bank, menunggu dagangan, memandikan si kecil, mencuci, bahkan di kamar mandi saat duduk di atas Closet.
Waktu yang sedikit di dunia ini, penuhi dengan amal baik. 
Merancang proposal dakwah, mendata calon mad’u, silaturahim, sms motivasi ke teman yang futur, itu lebih baik daripada nonton atau tidur.

Kita punya beribu, bahkan berjuta saudara sebagai ladang amal, dengan cara saling bertaushiyah dalam kebenaran, dan saling bertaushiyah dalam kesabaran

Berikan motivasi ketika seorang teman merasa minder. Tunjukkan jalan terang ketika seorang teman merasa tidak mantap dalam suatu amalan. Pinjami buku ketika sahabat butuh wawasan. Libatkan dalam banyak aktivitas ketika teman-teman butuh ketrampilan berorganisasi.

Kesabaran tak dapat ditawar. Berapa banyak dai beralih profesi, melepas kedaiannya karena tak sabar. Berapa banyak akhwat memperkecil jilbabnya, bahkan melepasnya, karena tak sabar. Kesabaran menyelamatkan manusia dari petaka, melindungi manusia dari hijau mata di kantor-kantor basah. Kesabaran menjadi benteng dari murka Allah.

”Ista’inu bishobri wash-sholah, innallaha ma’ash shobirin..”.
jadikan sabar dan sholat sebagai penolong. Sesungguhnya Allah menyertai orang yang penyabar.

http://www.fimadani.com/bila-waktu-menjadi-alasan/

Rabu, 19 Februari 2014

Nusaibah binti Ka’ab; Berjuang dari Satu Perang ke Perang Lain




Wanita itu tidak lemah. Citra ini terlihat nyata dalam diri Nusaibah binti Ka’ab. Dia adalah satu di antara sedikit wanita pada masa Rasulullah yang berjuang dari satu perang ke peperangan lainnya. Bersama suami dan anak-anaknya, Nusaibah senantiasa terlibat dalam berbagai peperangan. Kiprahnya berawal di perang Uhud.


Saat itu ia meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut berperang. Namun Rasulullah mencegahnya. Ia hanya diizinkan untuk merawat tentara yang terluka. Rasulullah mengatakan padanya bahwa merawat luka pasukan, pahalanya sama dengan terlibat langsung dalam pertempuran. Nusaibah pun menahan keinginannya itu. Dengan penuh kesungguhan, ia melaksanakan perintah Rasulullah itu.


Situasi berubah saat pasukan kaum Muslimin tercerai berai. Apalagi ketika itu Rasulullah menjadi sasaran langsung pasukan musuh. Nusaibah tak tahan lagi, dengan segera ia menghunus pedang dan terjun ke medan perang untuk melindungi Rasulullah. Sejumlah pasukan musuh berhasil ia lumpuhkan, dan ia pun menderita luka yang sangat banyak. Nusaibah pulang dari perang Uhud dengan 12 tusukan di tubuhnya, dan 1 luka yang sangat parah di bahunya.


Setelah kiprah pertamanya ikut berperang, selanjutnya Nusaibah terus terlibat aktif dengan sejumlah peperangan. Bahkan setelah Rasulullah wafat, dalam usia lanjut, Nusaibah masih bersemangat untuk terlibat. Di perangnya terakhir, perang Yamamah, ia kehilangan sebelah tangannya saat menghadapi pasukan nabi palsu, Musailamah Al Kahzab. Semangat perjuangan wanita ini memang senantiasa membara untuk membela agama Allah.


Sumber : http://ummi-online.com/berita-922-hidup-penuh-makna-para-shahabiyah.html



Kagum sekali dengan semangat beliau untuk terus membela agama Allah. Berjuang dari satu perang ke perang yang lain, mengamalkan surah Al-Insyirah ayat 7, dimana Allah berfirman:

Faidza faraghta fanshab
(Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain” :)

Rabu, 29 Januari 2014

7 Hal yang Tidak Akan diceritakan oleh Seorang Istri kepada Suami

Siang ini saat membuka beranda Facebook saya menemukan sebuah link dengan judul yang menarik. Setelah dibaca ya rasanya datar-datar saja (maklum, kan belum jadi seorang istri). Tapi pingin share di blog pribadi biar suatu saat nanti suami saya bisa baca (eh, aamiin). hihi check this out~

***



Most men have a hard time understanding women. Even a woman they’ve been married to for years. One minute she’s perfectly fine, the next, she’s crying like a baby. She complains about something but when we offer advice on how to fix it, she still isn’t satisfied. After several years of marriage (and counseling) I’ve learned to not worry so much about what my wife says. Instead, I should worry about what she doesn’t say.
1. Above all, She Wants Your love
When a wife shows her husband less respect, he in turn shows her less love.
And when a husband shows his wife less love, she in turn shows him less respect.
And the vicious cycle repeats itself.
Stop this prophecy before it becomes self-fulfilling. Show love to your wife.
That’s what she wants. Love her despite her flaws and quirks.
And Inshallah, she’ll respect you despite your flaws and quirks.

2. She’s Bored
It’s the same thing every day.
Week in and week out.
Not only is she bored but she’s also tired.
She has to care for the kids and run the household and then pamper you.
Just thinking about doing that every day makes me want to crawl under my covers and hide. I can imagine how the average Muslim housewife must feel.
And let’s not forget about working woman. Many Muslim women have to work a full time job as well as hold a house down.
So brothers, I implore you, make your wife feel special. Give her a break.
Take her out sometimes. Surprise her with a surprise meal. Bring her favorite desert home.
Just do something every now and then to break the monotony.

3. She Wants to be Complimented
Appreciation. Everybody wants it. No one wants to feel as if the hard work they do goes unnoticed or even worse, it taken for granted.
Your wife does not have to clean your dirty clothes. And she does not have to cook your meals. But she does. And she does that on top of all the other things in her life:
Caring for the kids.
Working or going to school.
Striving to be a better Muslimah.
Show your Muslim wife that you appreciate and are thankful for the things she does to maintain you and your family. A simple “thank you” is a good start.

4. She’s Insanely Jealous
There’s a reason most women don’t care for polygamy. Be very careful how you talk about other women around your wife. Don’t ever compare your wife to another woman.
Don’t compare her to some female movie star.
Don’t compare her to your mother.
Never, ever compare her to your ex-wife (or other wife!)
She’s wants to know and believe that she is the center of your universe. So make her feel that way.
Even the Prophet’s (pbuh) wives got jealous. Aisha (RA) even got jealous of Khadijah (RA) who was dead.
Expect, and respect, the same type of jealousy from your wife.         

5. She Wants You to Help Her become A Better Muslimah
I can’t stress enough the importance of men taking the role of leader within their families.
And that’s the problem with a lot of Muslim men these days.
Not only are they not being good leaders, they’re being led by their wives (or mothers, or other women in their lives).
Your wife desires and wants you to be her leader. And what better way to lead her than to be show her how to be a better Muslimah?
But you can’t show her how to become better if you’re not that great either. Therefore, you have to upgrade your Iman. You have to improve yourself and then pass it on to her in a gentle, respectful way.

6. She Doesn’t Like to Nag, But Sometimes You Make It Hard
It’s a common myth that women like to nag their husbands. That’s not entirely true.
Yes, there are some people (men and women) whom you can never please. No matter what you do, they’ll always find fault in something. Let’s be reminded of the following hadith:
Narrated Ibn ‘Abbas: The Prophet said: “I was shown the Hell-fire and that the majority of its dwellers were women who were ungrateful.” It was asked, “Do they disbelieve in Allah?” (or are they ungrateful to Allah?) He replied, “They are ungrateful to their husbands and are ungrateful for the favors and the good (charitable deeds) done to them. If you have always been good (benevolent) to one of them and then she sees something in you (not of her liking), she will say, ‘I have never received any good from you.” – Sahih Bukhari.
So, yes sisters should be careful about denegrating the things your husband does for you.
But very often, you brother, make it hard for her to hold your tongue.
Perhaps you’re always finding fault with her and she looks for things in your character to get even.
Perhaps you’re not working (or not working hard enough) and she has to work to take up some slack.
Perhaps you’re just not that great of a guy.
Once again, upgrade yourself and give her less reasons to complain and nag.

7. More Than Anything, She Wants a Stable, Happy Relationship With You
Women don’t get married just because they think it’s gonna be fun.
They get married because they want a happy family life and they believe you’re gonna give it to them.
Outside of her religious duties, that’s the most important thing in a Muslim woman’s life. Raising a happy, stable, Muslim family.
The funny thing is, it’s very easy for you to give that to her.
Stop acting like a jerk. Be a good husband to her. Be kind. Show her you love her.
Don’t threaten her with divorce or taking a second wife. Yes, you have the right to do both. But using them as threats is inappropriate and detrimental to your marriage.
Trust in Allah, watch out for the tricks of Shaytan, and be patient with her. There’s nothing Shaytan would love more than to destroy your marriage.
See? That isn’t all that hard, now is it?



Kamis, 23 Januari 2014

Yuk membiasakan diri bangun Qiyyamul lail


  1. 1.     ”Memahami Keutamaan (atammah) Shalat Malam”
  • Shalat tahajjud adalah shalat yang paling utama setelah shalat wajib
    • Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa bulan muharram dansebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat lail” [Hadits Riwayat. Muslim no. 1163]
    • “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam)"  (Muttafaqun ‘alaih)
    • Orang yang menegakkan qiyamullail akan terpelihara dari gangguan setan, dan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya
      • Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya” (Muttafaqun ‘alaih)
      • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih)” (Muttafaqun ‘alaih)
    • Mengetahui di malam hari itu ada 1/3 malam terakhir dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi sesuatu bagi yang memintaa, dan mengampuni yang memohon ampun pada-Nya
      • Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda:"Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar"(HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758)
      • " Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit dunia tiap malam ketika tersisa 1/3 malam terakhir seraya berkata: "Siapa berdo´a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri dan siapa memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni ia"(HR. Bukhari - Muslim)
      • "Posisi Rabb (Allah) yang paling dekat dengan hambanya adalah dipenghujung malam, jika anda mampu untuk berzdikir kepada Allah pada saat itu maka lakukanlah"  (HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah dll dengan sanad shahih)
      • "Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru: "Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang yang sumpek (banyak problem), pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslimpun yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan `Asysyaar (Seorang yang mengambil harta manusia dengan cara bathil)"  (Hadits shahih diriwayatkan at-Tabhrani)
      • Sesungguhnya, di malam hari ada satu waktu. Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah mohon kebaikan dunia dan akhirat di malam itu, kecuali Allah pasti mengabulkan permohonannya. Waktu tersebut ada pada tiap-tiap malam” (HR. Muslim No. 757)
      • “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26)
      • Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)
      • Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwasanya rasulullah bersabda: “shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya nabi Daud, dan puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasanya nabi Daud, beliau tidur separuh malam, bangung sepertiganya, tidur seperenamnya, dan berpuasa satu dan tidak berpuasa satu hari”  (muttafaq alaih).
    • Menjadikan sebab masuk surga.
      • Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia,sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dansholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani)
      • Menaikkan derajat di surga“Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhan (dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

  1. 2.     Membangkitkan 'Azzam (Keinginan Kuat) untuk Bangun Shalat Malam
  • "Berusaha merasakan penuh kesadaran mendalam, keinginan yang kuat serta harapan menggebu-gebu"
    • Kerinduan yang teramat sangat teruntuk bertaqarrub kepada Allah di keheningan malam dengan bangun malam-malam mengisinya dengan shalat dan ibadah
    • Kuatkan rasa cinta kita kepada Allah, apalagi dengan mengerjakan sholat malam kita akan dapat bercakap-cakap dengan Allah 'azza wa jalla lebih dekat. Betapa tiap patah kata yang kita ucapkan benar-benar munajat kepada Allah
    • Meyakini bahwa Allah 'azza wa jalla pasti akan memperhatikan dan menyaksikan apa saja yang terlintas dalam hati dan benak kita
    • Memahami, seseorang yang benar-benar ingin dicintai Allah pasti akan berusaha menyendiri (berkhalwat) dengan-Nya, merasakan lazatnya bermunajat sepenuh hati dan kekuatan. Sehingga akan menyebabkan tahan (kuatnya) beribadah sepanjang malam...
    • Saat untuk menatap diri pada-Nya di heningnya malam, mengadu menyampaikan segala kelu dan gelisah kita seharian meratap pada-Nya, serta menjemput ketenangan jiwa

  1. 3.     Berusaha Menunaikanya Berarti Kita Telah Mentaati Perintah Allah dan Rasul-Nya dan Allah Akan mengangkat Kita ke Tempat yang Terpuji
  • “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu,mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji” (Al-Isro’:79)
    • Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau”  (lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)
    • Ketika Allah menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa bahwa mereka:“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka mohon ampun (kepada Allah)” (Adzariyat : 17-18).
      • Allah Ta’aala berfirman tentang sifat 'ibadur-Rahman: "Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Shalat malam)"  (QS. Al-Furqan: 64)
      • "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (untuk shalat malam), sedangmereka berdo´a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk merekayaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"  (QS. As-Sajdah: 16-17)

  1. 4.     Meneladani Rasulullah, Sebaik-baik Teladan yang Kita Diperintah untuk Mengikutinya
  • “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan”  (Al-Muzzammil: 1-4)
  • Dari aisyah -Radhiallahu ‘Anha berkata: "Bahwasannya Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam shalat malam sampai pecah-pecah (bengkak) kedua kakinya, lalu akupun berkata kepada Beliau: "Mengapa Anda lakukan ini wahai Rasulullah, padahal telah diampuni dosa anda yang lalu dan yang akan datang?" Beliau -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Tidakkah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur"  (HR. Bukhari - Muslim)
  • Al-Aswad bin Yazid berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah Radhiallaahu anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. ‘Aisyah menjawab: “Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malamBila merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu’ lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat” (HR. Al-Bukhari)
  • Shalat malam rasulullah sangat mengagumkan: Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan: "Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya berkata di dalam hati, “Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat, ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati, “Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu raka’at ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus mem-bacanya saya berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan kemahasucian Allah Ta’ala beliau selalu bertasbih (mengucapkan subhanallah)Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri kepada Allah Ta’ala, beliau segera mengucapkan ta’awwudz. Ketika ruku’ beliau membaca: Subhaana Rabbiyal ‘Adzhiim (“Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung”) Lama ruku’ beliau hampir sama dengan lama berdiri. Kemudian beliau mengucapkan: Sami’allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu “Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji bagi-Mu.” Kemudian beliau tegak berdiri (i’tidal), hampir sama lamanya dengan ruku’. Kemudian beliau sujud dan membaca: Subhaana Rabbiyal ‘A’la ( “Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur.” ) Lama sujud beliau hampir sama dengan lama i’tidal.” (HR. Muslim)

  1. 5.     Qiyamullail Adalah Kebiasaan Orang-Orang Shalih dan Calon penghuni Syurga
  • Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka.Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah) (Adz-Dzariyat: 15-18)
  • "Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa (HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380, Baihaqi II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil II/199/no. 452)
  • “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan shalat malam, lalu ia meninggalkannya (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185)

  1. 6.     Meneladani Kesungguhan Para Salafus Shalih Dalam Menegakkan Qiyamul Lail
  • Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing
  • Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya"
  • Abu Sulaiman berkata: Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai.Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini”
  • Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah

  1. 7.     Mengingat, Kemuliaan Seorang yang Beriman Ada Pada Shalat Malamnya
  • Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)
  • "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan"(QS. Al-Muzammil: 6)
    • Qiyamul lail merupakan amalan utama, lebih utama daripada shalat sunnah di siang hari; karena di waktu sepi kita akan lebih ikhlas kepada Allah dan karena beratnya meninggalkan tidur, serta kelezatan bermunajat kepada Allah azza wajalla terutama pada kemuliaan 1/3 akhir malam 
    • Maka berusaha menjadikan qiyamullail kebiasaan dan kebutuhan pokok kita
      • Sebagaimana betapa butuhnya kita akan kasih-sayang Allah menghamba pada-Nya, maka kita buktikan dengan senantiasa menghadap pada-Nya di 1/3 akhir malam, berkesendirian dengan-Nya

  1. 8.     Meniatkan ('azzam yang kuat/affirmasi diri) Sebelumnya Untuk Bisa BangunMemuliakan Keheningan Malam dengan Beribadah Kepada Allah
  • Berusaha bersikap adil teruntuk dunia dan akhirat kita
    • Mengingat: “Jika malam-malam kita sebelumnya telah sekian lama kita habiskan untuk tidur saja, sudah saatnya mulai malam ini kita bangun membasuh muka dengan air wudhu' dan lekas menyongsong perjumpaan denganNya”
    • Sertasudah Adilkah jatah waktu kita antara dunia dan akhirat dalam keseharian kita?, maka mari kita menggenapi ketidak-adilan kita selama ini pada agama dan akhirat kita serta urusan diri kita kepada Allah dengan bersegera...
      • Mulai malam ini, saat Allah masih memberi kesempatan pada diri kitasebelum kesempatan itu tiada (Allah mencabut-Nya)...
      • Menjadikan tiap malam kita menjadi malam-malam yang berkesanpenuh dengan doa-doa kita memohon ampun kepada Allah, bercakap-cakap erat dengan-Nya dan bukanya bertabur dosa dan kemaksiatan
        • Buktikan kita benar-benar mengharap hidayah dan kekuatan dari Allah, sehingga hati kita akan menjadi bersih, dan diberi kemudahan menuju jalan kebaikan dan keselamatan akhirat kita
        • Dan semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang beruntung
        • Merasakan manfaatnya bagi jiwa kita; dengan melaksanakannya akan mendatangkan pencerahan pada jiwa dan ketenangan hati kita
        • Mencukupkan malam-malam kita sebagai tempat berkeluh kesah hanya kepada Allah. Dengan sederas mungkin tangis kita, biarlah air mata meluap menunjukkan kelemahan dan ketidak-berdayaan diri kita
        • Tatkala seorang hamba menyembunyikan amal ibadah tertutup pekatnya malam, insya Allah Allah akan menutup pula aib-aib kita dan terhindar dari segala keburukan amalan kita

  1. 9.     Mengusahkan Hal-hal Yang Akan Mempermudah Kita Bangun Malam
Mengusahakan tidak terlalu banyak makan dan minum sebelumnya
  • Yang akan membuat perut terlalu kenyang dan mata mengantuk (terasa berat) untuk bangun ditengah malam
Mengusahakan untuk tidur pada siang hari meskipun sebentar
  • Sebab dengan adanya tidur siang tersebut akan memudahkan kita untuk bangun malam
Berusaha senantiasa memuliakan masjid dan menitipkan hati kita disana
  • Dengan meramaikanya untuk ibadah dan shalat jamaah diawal waktu (teruntuk laki-laki)
  • Sehingga akan terbiasa, merasuk menjadi jati diri kita untuk senantiasa menjaga waktu-waktu ibadah kita kepada Allah secara berjamaah penuh kesadaran
Berusaha dekat dan bergaul merekatkan diri pada orang-orang shaleh
  • Orang yang akan memberi kita nasehat (mengingatkan) akan kesalahan dan kekurangan diri kita
    • "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah"  (QS Ali Imran [3]: 110)
    • Dan bukan sekedar teman dalam kesenangan saja yang biasanya malah menjerumuskan (menyesatkan)

10.  Berusaha meninggalkan Maksiat, Dosa dan Perbuatan Bid'ah
  • Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah menegaskan:
    • Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam” (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)
    • Berusaha untuk senantiasa mengawasi diri (menghisab diri) tiap amalan kita
      • Bahkan dari segala yang terlintas dalam benak kita serta informasi yang layak (boleh masuk) dalam ingatan (perhatian) kita

11.  Memanfaatkan Segala Sumber-Daya Yang Kita Miliki Untuk Bisa Bangun Shalat Malam
  • Seperti beker, alarm HP dan program-program reminter shalat (seperti mawaqit untuk hp yang sudah support java), dll serta teman, dan suami-istri untuk saling membantu serta berjamah melaksanakanya
  • Selain saling membangunkan suami-istri, dan keluarga juga saling membangunkan tetangga atau teman dengan menelpon/misscal melalui HP-nya. Saling berta'awun dalam kebaikan dan taqwa
    • Allah memberi rahmat kepada seorang suami yang bangun malam lalu shalat dan (tidak lupa) membangunkan istrinya kemudian ia shalat juga. Jika istrinya enggan, dia(boleh) memerciki wajah istrinya dengan air. Allah memberi rahmat kepada seorang istri yang bangun malam kemudian mengerjakan shalat, dan ia tidak lupa membangunkan suaminya. Jika suaminya malas bangun, ia boleh memerciki wajah suaminya dengan air” (HR Abu Daud).

12.  Mempersiapkan Diri Sebelumnya Dengan Tidur Diawal Waktu dan Meniatkan Untuk Bangun Shalat Malam
  • "Disunnahkan bagi seorang muslim tidur dalam keadaan suci, dan barangsiapa yang bermalam dalam keadaan suci maka malaikat ikut bermalam bersamanya, dan ia tidak bangung kecuali malaikat berkata: Ya Allah, ampunilah hambamu fulan, karena ia bermalam dalam keadaan suci"(HR. Ibnu Hibban)
  • Disunnahkan segera tidur (tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang kecuali dalam hal-hal yang baik) agar bisa bangun untuk shalat malam dengan segar, dan disunnahkan bangun ketika mendengar adzan, sebagaimana sabda rasulullah:"apabila salah seorang dari kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di kepalanya, ia mengatakan pada setiap ikatan, malam masih panjang maka tidurlah"
    • Rasulullah membenci tidur sebelum shalat 'isya dan berbicara sesudah Shalat Isya. sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud:
"Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam hari kecuali bagi orang yang sedang mengerjakan shalat atau sedang bepergian" (HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan).
  • Ketika akan tidur memperhatikan adab-adab tidur
    • Seperti membaca do'a sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca 2 ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll
    • Sunnah sebelum tidur berniat qiyamullail, jika ia tertidur dan tidak bangun, maka ditulis baginya apa yg ia niatkan, dan tidurnya merupakan sedekah dari tuhan kepadanya
      • Termasuk permohonan untuk dibangunkan agar bisa menunaikan shalat malam
      • Dan menjaga niat ikhlas karena mengharap ridha Allah
      • Seorang muslim seharusnya berusaha bangun malam dan tidak meninggalkannya, karena nabi sendiri melakukan qiyamul lail hingga kakinya pecah-pecah

13.  Persiapan Sebelum Shalat Tahajjud
  • "Jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan, jika berwudhu’maka lepas satu ikatan, dan jika shalat, lepas satu ikatan, maka ia masuk waktu pagi dengan segar dan jiwanya tenang, kalau tidak, maka ia masuk waktu pagi dg jiwa yg tidak tenang dan malas" (Muttafaq alaih)
  • Begitu bangun tidur usap wajah dengan kedua telapak tangan kita seraya membaca doa bangun tidur atau sekurang-kurangnya mengucapkan:
    • Alhamdulillah..., dilanjutkan dengan membaca QS. Ali Imran ayat 190
    • Disunnahkan bagi orang yang mengerjakan shalat lail untuk bersiwak (menggosok gigi lebih dahulu sebelum wudu') dan membaca ayat-ayat terakhir dari surat Ali Imran mulai dari firman Allah..
      • Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumu dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”  [ Ali Imran : 190]  dibaca sampai akhir surat
      • Disunnahkan shalat tahajjud di rumah, membangunkan keluarganya dan sekali-kali shalat mengimami mereka
      • Tidak shalat dalam keadaan mengantuk, jika sangat mengantuk segera tidur

14.  Sunnah Memulai Shalat Lail Dengan 2 raka’at Yang Ringan (pendek). Hal itu dilakukan hingga datangnya semangat untuk memanjangkan raka’atnya setelah 2 rakaat yang pendek tersebut
  • Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian mendirikan shalat lail hendaklah membuka shalatnya dengan shalat 2 raka’at yang ringan (surat-surat yang dibaca pendek. Pent)"  [Hadits Riwayat. Muslim no. 768]

15.  Sunnah Memulai Shalat Malam Dengan Do'a yang Shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
“Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum (untuk memutuskan) apa yang mereka (orang-orang Nasrani dan Yahudi) pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizinMu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang-orang yang Engkau kehendaki”  [Hadits Riwayat. Muslim no. 770, Abu Dawud no. 767, Ibnu Majah no. 1357]

16.  Sunnah Memanjangkan Shalat Malam
  • Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Shalat apakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab : “Yang panjang qunutnya (lama berdirinya)”  [Hadits Riwayat. Muslim no.756]
Qunut dalam hadits ini memiliki banyak arti berdasarkan banyak riwayat. Dalam Hadyus Saari Muqaddimah dari Fathul Baari oleh Ibnu Hajar hal. 305 (Cet. Daar Abi Hayyaan) pasal Qaf Nun disebutkan tentang makna qunut antara lain do’a, berdiri, tenang, diam, ketaatan, shalat, kekhusu’an, ibadah, dan memperpanjang berdiri. Pent.
Juga sunnah memperpanjang sujud dan memanjangkan berdiri membaca al-Qur’an(membaca surat pabjang yang kita kuasai). Sesekali membaca dengan keras dan sekali-kali pelan

17.  Sunnah Berta'wudz (Memohon Perlindungan Allah) Ketika Membaca Ayat tentang 'Adzab dengan ucapan:
“Aku berlindung kepada Allah dari Adzab Allah”
Dan Memohon Rahmat Allah Ketika Membaca Ayat tentang Permohonan dengan ucapan
“Ya Allah aku meminta kepadaMu dari karuniaMu”
Dan Bertasbih Ketika Membaca Ayat-Ayat yang Mengandung Pujian tentang Ke-Maha-Sucian Allah
Hal diatas berdasar hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (ayat) dengan tartil apabila beliau melewati satu ayat tasbih maka beliaupun membaca tasbihApabila melewati ayat permohonan (tentang rahmat,-ed) maka beliaupun memohon. Dan apabila melewati ayat memohon perlindungan, maka beliaupun memohon perlindungan (bertaawudz)…”   [Hadits Riwayat. Muslim no. 772]

18.  Disunnahkan (Orang yang Mengerjakan Shalat Malam) Berdoa Dengan Do'a Shahih yang Diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
“Ya Allah, bagiMu segala puji, Engkaulah Penegak langit dan bumi dan segala isinya.BagiMu segala puji, milikMu kerajaan langit dan bumi serta segala isinya. bagiMu segala puji (Engkau) Pemberi cahaya langit dan bumi (serta segala isinya). bagiMu segala puji, Engkau penguasa langit dan bumi. bagiMu segala puji Engkau lah Yang Maha benar, janji-Mu itu benar adanya dan pertemuan dengan-Mu itu benar adanya. FirmanMu itu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Nabi Muhammad itu benar (utusanMu), kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepadaMu aku bertawakal, kepadaMu aku kembali, kepadaMu aku mengadu dan kepadaMu aku berhukumAmpunilah dosaku di masa lalu, masa yang akan datang, yang tersebunyi serta yang nampak (Karena Engkau adalah Maha Mengetahui itu daripada aku).Engkau lah Yang terdahulu dan Yang terakhir (Engkau Tuhanku) dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau atau tidak ada Tuhan (bagiku) kecuali Engkau [Hadits Riwayat. Bukhari no. 1120, 6317, 7385 dan Muslim no. 2717]
Dan juga memanjatkan do'a yang menjadi hajat dan keinginan kita kepada Allah serta juga berusaha memperbanyak membaca wirid (dzikir) serta jika masih ada waktu bisa mengerjakan shalat suhnah yang lain (sebelum ditutup dengan shalat witir)
Sumber asalnya dari: kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]

19.  Akhiri dengan salat witir
Dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu ‘anha, dia bercerita...
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat 11 raka’at pada waktu antara selesai shalat Isya –yaitu, suatu waktu yang oleh orang-orang disebut sebagai atamah- sampai Shubuh sebanyak 11 rakaat, dengan salam setiap dua raka’at dan mengerjakan shalat witir satu raka’at. Dan jika mu’adzin telah berhenti dari mengumandangkan adzan shalat Shubuh dan sudah tampak jelas pula fajar olehnya dan beliau juga sudah didatangi oleh muadzin, maka beliau segera berdiri dan mengerjakan 2 rakaat ringan, dan kemudian berbaring di atas lambung kanannya sehingga datang muadzin kepada beliau untuk mengumandangkan iqamah”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, di dalam kitab Shalaatul Musaafirin wa Qashruha, bab Shalaatul Lail wa Adadu Raka’aatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam fil Lail wa Annal Witr Rak’atan wa Anna Rak’ah Shalaatun Shahiihah, (hadits no. 736. Dan asal hadits berada pada Al-Bukhari. Lihat Jaami’ul Ushuul (VI/91-96).
Dari Abu Bashrah Al-Ghifari, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda...
“Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, yaitu witir. Oleh karena itu,kerjakanlah ia di antara shalat Isya sampai shalat Shubuh
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam kitab, Al-Musnad (VI/7 dan 397). Dan dinilai shahih oleh Al-Albani di dalam kitab, Silsilah Ash-Shahihah (hadits no. 108)
Jadi, kedua hadits di atas secara jelas menujukkan bahwa shalat malam dan witir itu waktunya dimulai dari setelah shalat Isya (yang oleh orang-orang disebut dengan atamah) sampai waktu Shubuh
Dan pernyataan yang menyebutkan bahwa akhir waktunya adalah Shubuh, diperkuat oleh apa yang ditegaskan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Dan jika salah seorang di antara kalian khawatir (akan) masuk waktu Shubuh, maka hendaklah dia mengerjakan shalat satu raka’at shalat witir sebagai penutup bagi shalat yang telah dikerjakannya” (Takhrij hadits ini akan diberikan selanjutnya pada pembahasan berikutnya)
Ibnu Nashr mengatakan:
”Yang menjadi kesepakatan para ulama adalah bahwa antara shalat Isya sampai terbit fajar merupakan waktu shalat witir. Dan mereka berbeda pendapat mengenai waktu setelah itu sampai shalat Shubuh dikerjakan. Dan telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau memerintahkan untuk mengerjakan shalat witir sebelum terbit fajar”   (Mukhtashar Qiyaamil Lail,  hal. 119)
Maka bisa saya katakan,
"Yang terbaik bagi orang yang khawatir tidak bisa bangun, di akhir malam untuk mengerjakan shalat di awal waktu. Sedangkan bagi siapa yang yakin akan bangun, maka yang terbaik baginya adalah mengakhirkan pelaksanaan shalat witir sampai akhir malam"
Hal ini didasarkan pada apa yang ditegaskan dari Jabi Radhiyallahu ‘anhu, di mana dia bercerita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
Barangsiapa khawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia mengerjakan shalat witir di awal waktunya. Dan barangsiapa yang serius hendak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia mengerjakan shalat witir di akhir malam, karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para Malaikat). Dan demikian itu lebih baik”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qasruha, bab Man Khaafa an laa Yaquuma Aakhiral Lail fal Yuutir Awwaluhu, (hadits no. 755)

Tentang bab shalat witir ini dinukil dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Penulis Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i]. Sumber ana daptkan dari: http://www.almanhaj.or.id/content/2361/slash/0

Beberapa Kesimpulan Penutup
Hukum sholat malam adalah sunah muakkad
Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh
Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah 1/3 malam terakhir dan boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya
Jumlah rakaatnya paling sedikit adalah 1 rakaat
Berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam,
“Shalat malam adalah 2 rakaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya  (HR. Bukhori dan Muslim)
Dan jumlah rakaat paling banyak adalah 11 rakaat
Berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha“Tidaklah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam:
“Sholat malam di bulan ramadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari 11 rokaat” (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rakaatnya
===================================================================
Demikianlah beberapa keutamaan, kemuliaan dan keindahan qiyamul lail
Sungguh kita akan merasakan keindahannya bila hati kita telah diberi taufik oleh Allah ta’ala dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik Allah subhanahu wata'ala
Semoga kita semua bisa senantiasa berusaha menjadi hamba-Nya yang beruntung tersebut; "diberi keutamaan menegakkan qiyamullail dengan beristiqamah"
Dan mari kita berazzam (mengi'tiqadkan diri dengan kuat) untuk berusaha senantiasa menghidupkan malam-malam kita bersama kemuliaan yang dianugerahi-Nya

Wallahu waliyyut taufiq
Wallahu’alam bisshowab...

oleh:
Hamba yang senantiasa mengharap kekuatan dari-Nya, mengharap penjagaan-Nya
 Muhammad Ulinnuha