Kamis, 10 April 2014

untuk seluruh aktivis dakwah yang sedang diuji...


Wajah itu masih saja tersenyum, sambil tangannya menyuapi orang buta yang ada dihadapannya. Tulus sekali. Telinganya dengan sabar mendengarkan segala cacian, hinaan, yang ditujukan orang buta tersebut kepada dirinya. Itulah salah satu keajaiban kemanusiaan yang tercatat dalam sejarah. Kenapa ajaib? Rasanya membayangkannya saja susah. Bagaimana kita bisa tersenyum tulus, menyuapi orang lain yang entah siapalah dengan kasih sayang, sambil mendengarkan orang tersebut mencaci dan menghina kita?
Adalah Abu Bakar, saksi yang menggenapkan keajaiban itu. Setelah Rasulullah meninggal, dan dirinya menjadi khalifah, ia bertanya kepada Aisyah, anaknya yang menjadi isteri rasulullah tentang kebiasaan Rasulullah semasa hidupnya yang belum dilakukan oleh dirinya sebagai khalifah. Kata Aisyah, rasulullah rutin menyuapi seorang yahudi buta yang ada di salah satu pinggiran jalan kota.
Abu Bakar ingin menggantikannya. Maka datanglah Abu Bakar pada yahudi buta itu. Sambil menahan marah, karena Abu Bakar mendengar secara langsung cacian dan makian untuk Rasulullah, Abu Bakar tetap menyuapinya. Yahudi buta itu langsung sadar, kalau orang yang ada di hadapannya bukanlah orang yang biasa menyuapinya. Ada yang berbeda dengan makanan yang dimakannya, walaupun makanannya sama. Makanan itu terasa lebih keras, karena Abu Bakar tidak menghaluskannya (memamahnya) terlebih dahulu seperti yang Rasulullah lakukan. Abu Bakar menangis begitu juga Yahudi buta itu, setelah mengetahui bahwa orang yang selama ini menyuapinya sama dengan orang yang selama ini dicaci dan dimaki oleh dirinya sendiri, dihadapan orangnya langsung pula. Keajaiban itu, ditutup dengan syahadat dari yahudi buta.

sumber: Nazrul Anwar

***

Allaah, lapangkanlah hati kami.

Untuk bisa membalas segala keburukan dengan kebaikan.
atau minimal, tidak membalas keburukan dengan keburukan yang sama.


0 komentar:

Posting Komentar