Rabu, 19 Juni 2013

Masih pantaskah disebut dan menyebut diri; Aktivis Dakwah?


"kok jadi ane yang ngelakuin semuanya?
yang lain gak ngapa-ngapain..."
demikian kalimat yg sering meluncur di sebagian mahasiswa yang mengaku aktivis dakwah kampus (ADK) dalam beberapa kesempatan yg pernah saya temui, tidak hanya satu dua kali, tapi sering.
Dan teringat nasihat dari seorang kawan:




Di jalan ini…
Nuh AS telah tua renta.
Ibrahim AS di bakar dan di usir kaumnya.
Yusuf AS menjadi budak, difitnah dan masuk penjara.
Musa AS dihina, diusir dan dikejar firaun dan bala tentara.
Zakaria AS diusir, dikejar dan digergaji dibelah dua.
Isa AS dikejar-kejar dan hendak disalib para durjana.
Muhammad SAW dicaci, dihina, dituduh tukang sihir dan gila, ituduh penipu, pembohong dan diusir dari negerinya Mekah.

Umar RA ditikam saat menjadi imam shalat shubuhnya.
Ustman RA dibunuh dalam tilawah dan saat shaumnya.
Ali RA juga dibunuh oleh khawarij yang tercela.
Hamzah syahid dengan perut terburai dada menganga.
Zaid syahid dengan terputus kedua tangannya.
Khalid bin Walid wafat di tempat tidur dan lebih 70 luka tergores di bagian depan tubuhnya selama mengikuti perang.

Imam Ahmad disiksa dan diseret dengan kuda.
Hasan Albanna syahid ditembak di depan menantunya.
Sayid Qutb syahid di tiang gantungan setelah dipenjara.
Syekh Ahmad Yasin dengan rudal menghabisi nyawanya.
KH. Ahmad Dahlan, membangun muhammadiyah juga dengan difitnah dan dihancurkan mushola-nya
KH. Hasyim Asy'ari, mengobarkan semangat jihad dan Ia juga pernah ditawan.

Banyak lagi hamba-hamba Allah yang mulia.
Yang mengorbankan jabatan, harta dan keluarga.
Mengorbankan harga diri dan kesucian jiwa..
Difitnah, dicaci, dihinakan di berbagai media...
Mendekam dalam kamar-kamar penjara..
Menjemput ajal mati meregang nyawa...


Ya, di jalan ini mereka semua menjadi mulia...
Lalu kita..? Masihkah keluhkesah mendera..?
Lalu masih pantaskah disebut dan menyebut diri;


Aktivis Dakwah?




Sumber: Achmad Fahmi


0 komentar:

Posting Komentar