"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah:214)
Di
Al-Qur’an sudah dijelaskan mengenai ujian bagi manusia, diantaranya:
1.
Ujian keimanan
“ Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam
kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi
teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS.
At-Taubah:16)
2.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[1]. “ (QS. Al-Baqarah:155-156)
[1] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa
(pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa
marabahaya baik besar maupun kecil.)
3.
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang
patut diutamakan.” (QS. Ali Imran: 186)
Lalu, bagaimana seharusnya sikap seorang
muslim dalam menghadapi ujian?
1. Mengetahui bahwa kehidupan di dunia bersifat
fluktuatif (tidak tetap) dan sementara. Hal ini terdapat pada QS. Al Hadid ayat
20:
“Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.”
2. Mengenali diri kita sebagai manusia.
ALLAH akan
menguji kita dengan cobaan atau nikmat yang berhubungan dengan sisi terlemah
kita. Semisalnya bahwa kita adalah seorang pemarah, maka ALLAH akan menguji
kita dengan kejadian yang dapat membuat kita marah. Apabila kita tidak mampu
menghadapi ujian tersebut maka kita akan terus diuji seperti itu hingga kita “naik
kelas” dan dinyatakan “lolos”
3. Yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya.
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.
At-Thalaaq:3)
ALLAH akan memberi
rezeki atau jalan keluar dengan cara yang tidak kita sangka-sangka. Syaratnya adalah:
bertaqwa dan bertawakal kepada ALLAH, jangan pernah berharap pada makhluq.
4. Yakinlah ada balasan baik di sisi
ALLAH.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah:261)
5. Meneladani sikap orang terdahulu yang
lulus dari ujian ALLAH.
Rasulullah
bertahan dengan ujian berat dari ALLAH, seandainya dulu beliau menyerah dengan
ujian yang diberikan, mungkin kita tidak akan menjadi muslim seperti ini.
6. Beriman Qadarallah dan Sunatullah.
ALLAH mengatur segalanya dengan sangat baik dan rapi.
7. Menjauhi perbuatan yang merusak
kesabaran dan ketegaran. Apabila kita diberi ujian, maka seharusnya kita
mendekati orang-orang yang dapat memberikan energi positif, nasihat yang dapat
membuat kita semangat. Namun kebanyakan manusia cenderung bercerita kepada
teman-teman yang senasib sehingga jadi galau kuadrat, sedih kuadrat.
0 komentar:
Posting Komentar