Minggu, 11 Agustus 2013

Eidul Fitri 1434 H


Kemarin saat shalat Eidul Fitri lupa bawa catatan, hape, bahkan mukenah pun ketinggalan. Entah lagi mikirin apa waktu itu, mungkin lagi buru-buru jadi buyar. Alhamdulillaah, saya ke lapangan pakai gamis, kerudung syar’i lengkap dengan kaus kaki, jadi nggak pake mukenah pun bisa shalat. hehe bisa dibayangkan jika saya kemarin ‘hanya’ pakai celana ketat tanpa kaus kaki?


itulah mengapa, sebenarnya saat shalat dan di kehidupan sehari-hari pakaian muslimah itu sama-sama harus menutup aurat. Yuk shalihat, tutup auratmu :)

*oke lanjut… alhasil khutbah khatib yang bagus hanya bisa saya rekam dengan ingatan saya. Ini dia rangkumannya, semoga bermanfaat ^__^





Terkadang kita merasa bahwa ALLAH memberi kita kenikmatan beribadah lebih banyak dari yang lain, namun yakinkah bahwa segala amal & ibadah yg kita lakukan semua diterima ALLAH?
Shalat kita,
Puasa kita,
Tarawih kita,
Tilawah kita,
Yakinkah semua diterima ALLAH?

Maka, sejatinya amal & ibadah kita harus dibarengi dengan berdo’a agar amal & ibadah kita diterima ALLAH.

Ibadah yang ALLAH suka adalah yang berkesinambungan, walaupun sedikit.
Karena itu, dulu para sahabat jika setelah Ramadhan apabila bertemu satu sama lain mereka bersalaman dan saling mengucapkan,“Taqabbalallahu minna wa minkum. Shiyyamana wa shiyamakum.”
Semoga ALLAH menerima amalku dan amalmu, puasaku dan puasamu.
Bulan Ramadhan mewajibkan setiap muslim berpuasa agar melatih kita menjadi orang yang bertaqwa,
Karena itu saat Bulan Ramadhan berakhir, kita diharapkan semakin bertaqwa hingga bulan-bulan selanjutnya.
Dengan apa?
Salah satunya dengan terus memenuhi masjid-masjid.
Walau bulan Ramadhan berakhir,
Qiyyamul’lail masih ada,
Tilawah masih ada,
Sedekah masih ada,
Puasa sunnah juga masih ada,
Sesungguhnya kebiasaan-kebiasaan di bulan Ramadhan telah melatih kita untuk terbiasa dengan ibadah-ibadah yang disukai ALLAH.
Maka, apa yang menghalangi kita untuk terus melakukan ibadah-ibadah tsb di bulan lain?
Mungkin setan-setan akan lebih sering mengganggu, maka kita memohon pertolongan ALLAH agar dilindungi dari godaan setan yg terkutuk.

***

Saat merayakan Idul Fitri kita sering melihat baju dengan beragam warna, beragam corak, beragam model. Itu adalah sunnatullah.
Kita tidak bisa memaksa mereka untuk berpakaian yang seragam.
Seperti pohon mangga yang tidak bisa dirubah menjadi pohon kelapa, pun pohon kelapa tidak bisa diubah menjadi pohon durian.
Hikmah ini juga berlaku untuk kehidupan sehari-hari,
Kita harus menghargai jama’ah lain,
Karena sejatinya umat muslim disatukan dengan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah”
Kita tidak bisa memaksa jama’ah lain untuk sama dengan jama’ah kita selama jama’ah mereka tidak bertentangan dengan perintah ALLAH & Rasulullah.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar
Walillahilhamd.

***

Tadi khatib juga berdo’a untuk para ikhwanul mujahid di Palestina, Iraq, Afghanistan, Suriah.
MasyaALLAH.


Klaten, 8 Agustus 2013,
setelah shalat Eid 1434 H #latepost


0 komentar:

Posting Komentar